infoPleret- Tradisi tahlilan, yasinan, dan tradisi memperingati 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari orang yang meninggal dunia adalah tradisi yang telah mengakar di tengah-tengah masyarakat. Terlepas dari kontroversi beberapa ulama terkait hukum pelaksanaannya, kegiatan ini memberikan manfaat yang positif, salah satunya adalah silaturahmi baik antar anggota keluarga, maupun warga masyarakat sekitarnya. Disamping itu, ada amalan sodakoh (sedekah) dalam pelaksanaannya.
Bertempat di Pedukuhan Gunungan, Desa Pleret tradisi tahlilan terlihat diikuti banyak orang. Kamis (22/03/2018) tepat tiga hari meninggalnya salah satu warga pedukuhan Gunungan. Untuk mendoakan almarhum, keluarga melaksanakan tahlilan berjamaah hingga hari ketiga.
Tahlilan, yasinan merupakan tradisi yang di dalamnya terdapat bacaan serangkaian ayat-ayat al-Qur’an, dan kalimah-kalimah tahmid, takbir, shalawat yang di awali dengan membaca al-Fatihah dengan meniatkan pahalanya untuk para arwah yang dimaksudkan oleh pembaca atau yang punyak hajat, dan kemudian ditutup dengan do’a. Inti dari bacaan tersebut ditujukan pada para arwah untuk dimohonkan ampun kepada Allah, atas dosa-dosa arwah tersebut.
(iw)