infoPleret- Tari beksan Bugis menceritakan tentang gambaran kehidupan prajurit perang Bugis dalam kegiatan sehari-harinya yaitu berlatih perang. Beksan Bugis memang tidak jauh dari kedatangan Suku Bugis ke wilayah jawa. Para pelaut unggul dari Bugis yang merantau menuju ke Jawa, diantara mereka adalah prajurit keraton. Seni tari beksan bugis penataannya digarap kembali secara kreatif oleh guru tari Keraton Yogyakarta yaitu Raden Riyo Kertaatmadja yang sebelumnya tari ini diciptakan oleh Patih Danureja V pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII. Gerak tari beksan Bugis sangat dinamis, para penari sepanjang tarian bergerak dengan undheng gilig di kepala yang tidak bisa dilepaskan dari entrog. Gerakan khusus pada tari bekan bugis yang digunakan selain gerakan lain, seperti ulap-ulap, perpincangan, tabikan, dhadhap dronjong. (id.wikipedia.org)
Pada perayaan Warisan Budaya Takbenda, Dinas Kebudayaan Daerah Isimewa Yogyakarta mempercayakan kepada pemuda yang berada di wilayah Desa Pleret khususnya Padukuhan Gunungan, Keputren, dan Karet untuk ikut serta membawakan tari beksan bugis pada malam puncak perayaan WBtB. Dengan penuh penghayatan, semua pemuda tampil dengan maksimal pada hari Minggu, 24 November 2019 di Parkir Timur Museum Purbakala Pleret. Setelah beberapa minggu dilatih dan sudah mahir, mereka tampil dengan percaya diri dan semangat di hadapan staff ahli Keraton Yogyakarta serta khalayak umum khususnya warga masyarakat Pleret, sekaligus sebagai penutup dari rangkaian perayaan warisan budaya takbenda tahun 2019 di Pleret. (wening/jz12gws)