Info Budaya – Gelar Budaya Mataram Pleret VI (GBMP) yang berlangsung Sabtu-Minggu 20-21 Oktober 2018 di Lapangan Sultan Agung, Kecamatan Pleret Bantul secara khusus memberi perhatian lebih kepada pertunjukan wayang. Hal ini tak lepas dari kisah Ki Dalang Mas yang sangat dikenal oleh masyarakat di Pleret.
Menurut Ketua Umum Yayasan Ahmad Sudarmi, GBMP VI 2018 yang mengusung tema Jagad Maestro (Jagad Pedalangan Mataram) memang digelar di kawasan yang merupakan bekas dari wilayah kerajaan Mataram Islam. Pergelaran wayang kulit tahun ini mengusung lakon “Wahyu Cakraningrat” yang dbawaka oleh Dalang Ki Geter Pramuji Widodo.
Wahyu Cakraningrat sendiri merupakan lakon yang menceritakan perjalanan Abimanyu mendapatkan Wahyu dari Sang Hyang Tunggal. Wahyu tersebut dinamai Cakraningrat, sebab sesiapa yang mendapatkannya, akan menjadi pemilik bibit kemaharajaan, alias memulai sanad turun temurun bagi raja-raja di kemudian hari.
“Dari lakon ini sendiri, diharapkan menjadi edukasi moral tentang sikap kesatria dan bertanggung jawab, yang di masa kini kian dibutuhkan, sebagai pendidikan demokrasi,” ujarnya.
Pagelaran Wayang sendiri dalam Gelar Budaya Mataram Pleret kali ini merupakan salah satu sajian penting bagi masyarakat. Tema tersebut berangkat dari sejarah penting di wilayah Pleret yaitu terkait keberadaan Ki Dalang Panjang Mas.
Ki Dalang Panjang Mas merupakan Dalang masyhur pada masa itu, dan konon dikenal mematenkan beberapa pakem dalam wayang kulit purwa dan mentradisi hingga hari ini. Tak heran Ki Dalang Panjang Mas hingga kini diyakini oleh banyak Dalang sebagai rujukan genealogis, atau sanad spiritual dan keilmuan, khususnya bagi para maestro pedalangan.
Ki Dalang Panjang Mas sendiri, kini makamnya dapat ditemui di kompleks Makam Antakapura, Gunung Kelir, Pleret.