TUJUAN
Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang mempunyai arti keyakinan. Di Kalurahan Pleret, Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendoakan kepada leluhur yang telah meninggal. Nyadran juga bisa ditujukan untuk menyambut bulan Ramadhan dan digunakan sebagai sarana pembersihan diri.
LEMBAGA PELAKSANA
Rangkaian Upacara Nyadran yang dilaksanakan di Kalurahan Pleret dilaksanakan oleh tokoh masyarakat dan warga masyarakat di masing-masing padukuhan.
Sebagai contoh Nyadranan yang dilaksanakan di kampung Tambalan & Gerjen dilaksanakan oleh Paguyuban Warga “Jumat Pahing”. Paguyuban ini terdiri dari 3 kampung yaitu Tambalan Wetan, Tambalan Kulon di Padukuhan Trayeman, dan Gerjen di Padukuhan Kauman.
SARANA DAN PRASARANA
Pelaksanaan Nyadranan biasanya diawali dengan kegiatan besik atau bersih makam oleh masyarakat, yaitu membersihkan makam dari rerumputan dan kotoran. Warga membawa cangkul, sabit dan peralatan lain. Kemudian dilanjutkan dengan ziarah kubur untuk mendoakan para leluhur. Pada acara ini peziarah membawa bunga untuk ditaburkan ke makam. Di rangkaian akhir dilakukan kegiatan kenduri bersama oleh warga masyarakat. Warga membawa sendiri makanan yang disebut ambengan. Kenduri ini menggunakan tempat di makam atau Masjid.
WAKTU PELAKSANAAN
Rangkaian upacara Nyadranan dilaksanakan satu tahun sekali, yaitu hari ke 10 (sepuluh) di bulan Rajab. Di setiap padukuhan bisa terjadi waktunya berbeda beda tergantung dari kesepakatan warga masyarakat di padukuhan tersebut.
SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan untuk tradisi rangkaian Nyadranan berasal dari swadaya masyarakat.
LOKASI KEGIATAN
Video Dokumentasi