Paguyuban kesenian Jathilan Kudho Pari Kesit yang beralamat di Dusun Keputren, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul ini sebenarnya sudah berdiri lama atau tepatnya sekitar tahun 1980 silam atau bahkan mungkin lebih dari itu. Namun sebenarnya bukan kesenian Jathilan, akan tetapi Kesenian Reog dimana anggotanya sebagian besar orang orang tua yang lebih mengedepankan bentuk tariannya dipadu dengan tokoh lucu 2 orang penthul bejer dan 2 parogo kempong perot yang menjadi kembang dalam setiap pertunjukannya. Reog sendiri pada waktu itu sering mengadakan pentas di internal kampung karena memang kesenian ini selalu menghiasi dalam setiap perayaan merti dusun yang di selenggarakan setiap tahunnya.
Selain itu kesenian ini juga selalu tampil dalam setiap ada kunjungan ataupun kegiatan kampung lainnya, sehingga dalam setiap tahun rata rata bisa pentas 3 - 4 kali. Hal inilah yang kemudian membuat kesenian ini mampu bertahan dan bersemangat dalam hal latihan rutin. Namun seiring perkembangan waktu, dan para tokoh tokoh generasi tua yang
mulai berkurang, mulailah masuk generasi muda yang mulai mencoba meneruskan kesenian ini. Anak anak muda inilah yang kemudian mencoba mengembangkan kesenian reog ini dengan kesenian jathilan, dengan alat musik yang ada dalam kesenian reog tersebut. Sehingga dalam tiap kali pementasan, penonton sekaligus akan dapat menonton dua pertunjukan yaitu Reog dan Jathilan. Sayangnya kolaborasi kesenian Reog dan jathilan ini tidak berlangsung lama, karena begitu generasi tua sudah mulai tidak bisa aktif lagi, Kesenian Reog ini berangsur mulai surut, anak anak mudanya cenderung lebih memilih kesenian Jathilan yang lebih mudah di kembangkan dan iramanya bisa bervariatif. Sehingga pada tanggal 16 September 2003 anak anak muda ini kemudian sepakat menekuni kesenian Jathilan ini secara serius akan tetapi tetap tidak meninggalkan akarnya yaitu Pari Kesit.
Maka atas masukan dan saran dari tokoh tokoh masyarakat Jathilan ini tetap di kemas dengan nama Paguyuban Reog & Jathilan KUDHO PARI KESIT sampai sekarang. Nama Pari Kesit sendiri waktu itu diambil dari nama tokoh pewayangan putra Abimanyu yang menjadi raja di Astina yang mempunyai sifat Bijaksana, Jujur dan adil. Sehingga diharapkan dengan menjadi seniman itu kita semakin bijaksana dalam menyikapi masalah, jujur dalam setiap perbuatan perkataan dan adil dalam urusan rezeki, berat sama dipikul ringan sama di jinjing
Lokasi
Video